sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani: Pergerakan Sektor Manufaktur RI Ekspansif, Kalahkan AS hingga Singapura

Economics editor Michelle Natalia
22/02/2023 10:01 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia masih melanjutkan pergerakan yang ekspansif. 
Sri Mulyani: Pergerakan Sektor Manufaktur RI Ekspansif, Kalahkan AS hingga Singapura. (Foto: MNC Media)
Sri Mulyani: Pergerakan Sektor Manufaktur RI Ekspansif, Kalahkan AS hingga Singapura. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia masih melanjutkan pergerakan yang ekspansif

Bahkan, kondisi ini masih berlanjut di tengah kontraksi manufaktur di negara-negara besar seperti AS, Eropa, China, dan Jepang.

"Beberapa negara yang masih bertahan bagus seperti Indonesia dan India, semuanya amsih dalam situasi ekspansif," ungkap Sri dalam Konferensi Pers: APBN KITA Februari 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Sementara itu, Vietnam dan Malaysia masih berada dalam threshold PMI yang terkontraksi karena indeksnya masih berada di bawah angka 50.

"Jadi kalau kita lihat distribusi negara-negara dimana kegiatan manufakturnya ekspansif dan akseleratif, itu adalah Indonesia, Thailand, dan Filipina," ujar Sri.

Negara-negara yang masih ekspansif, namun mengalami tren melambat, antara lain Australia, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Ini sebesar 17,4% dari total negara-negara yang disurvei.

"Negara-negara yang mengalami kontraksi tapi juga sudah mulai pulih, itu adalah Italia, Prancis, Turki, Kanada, dan Singapura," ucap Sri.

Sedangkan, yang mengalami kontraksi masih mengambil porsi 52,2% dari jumlah negara yang disurvei. Negara-negara tersebut antara lain Amerika Serikat (AS), Meksiko, Eropa, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Jepang, China, Brazil, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.

"Kalau kondisi Indonesia dalam posisi PMI-nya positif di atas 50 dan ekspansif, atau akseleratif, itu kita adalah sekelompok kecil negara saja. Ini yang menggambarkan resiliensi dan pemulihan ekonomi kita yang memang cukup baik sampai dengan akhir tahun 2022 dan masih berlanjut pada awal 2023," pungkas Sri.

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement