Riefky mengungkapkan, penyiapan APBN dilakukan guna mengakomodir program-program yang rencananya akan dijalankan oleh pemerintahan berikutnya. Terlebih menurutnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto juga telah mencanangkan beberapa program yang membutuhkan biaya besar.
"Kita tahu paling tidak sejauh ini walaupun belum secara formal menjabat nanti dan menuangkan programnya dalam APBN, kita sudah melihat misalnya beberapa program yang dicanangkan oleh Prabowo dan Gibran, di mana kebanyakan ini program dari pengeluaran, kalau kita bicara aspek fiskal," ujar Riefky.
"Sehingga kemudian perlu ada perluasan atau pelebaran ruang fiskal untuk kemudian mengakomodir berbagai rencana-rencana program tersebut. Nah ini yang implikasinya kita melihat dari pelebaran defisit APBN," tambahnya.
Riefky menilai, pelebaran defisit APBN sendiri masih di bawah 3%. Dengan begitu, masih di bawah batas mandat defisit APBN sehingga sebetulnya tidak ada masalah. Namun, yang perlu diperhatikan adalah defisit harus terus dijaga dan terus dipertahankan meski terjadi pergantian rezim.