Adapun postur APBN 2026 menunjukkan pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp3.147,7 triliun dan belanja negara Rp3.786,5 triliun.
Defisit APBN diproyeksikan sebesar Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari PDB, yang menunjukkan penurunan dari sisi level defisit nominal.
Menurut Sri Mulyani, defisit yang terukur ini bertujuan untuk menstimulasi ekonomi agar tetap tumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan, tanpa mengorbankan keberlanjutan utang dan pembiayaan.
(Febrina Ratna Iskana)