Dia menyebut, di kuartal III ini diharapkan momentum pemulihannya akan kuat. Mungkin bahkan, sedikit lebih tinggi dari 5,4% di kuartal II.
Di sisi lain, pemerintah harus menyusun APBN 2023 dengan asumsi akan menghadapi kondisi yang sangat dinamis.
Dia mengatakan, yang paling penting apakah postur APBN 2023 mampu tetap berfungsi untuk stabilisasi, alokasi, dan distribusi dengan asumsi yang terus bergerak. Hal ini kemudian menjadi bahan perdebatan dan diskusi yang sangat penting dan menarik.
"Namun kita berbicara soal 2023, APBN 2022 akan ditutup sekitar tinggal 2 bulan 3 hari lagi, sehingga praktis tinggal 2 bulan. Kalau lihat daftar belanja yang harus diselesaikan di 2022, dua bulan ini kalau APBN kita sudah dialokasikan sekian ke kementerian/lembaga dengan daftar belanja Rp3.000 triliun, kalau itu dieksekusi semuanya, masih ada Rp2.100 triliun yang akan di-spent dalam dua bulan ke depan. That's really big money," pungkasnya.
(FRI)