"Angka Inflasi inti ini, yang tidak mencakup pangan dan energi, naik 0,6% secara bulanan dan 6,3% secara tahunan, lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Ini bisa berpengaruh ke kondisi global dan asumsi makro Indonesia," ungkap Sri.
Dia menyebutkan bahwa inflasi AS ini berpotensi mempengaruhi tiga asumsi makro Indonesia ke depannya, antara lain pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar Rupiah, khususnya di tahun 2023.
"Tentu perlu untuk terus diamati dan diantisipasi kalau guncangan global bergerak ke arah yang tidak dapat diprediksi, terlebih di tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 5,3% dengan harapan situasi dunia tidak memburuk dengan berbagai gejolak yang ada," ujarnya.
(FRI)