Namun stok beras tidak hanya disitu, pada Februari 2021 berdasarkan data kementerian perdagangan stok beras yang ada di penggilingan padi sebesar 1 Juta Ton. Kemudian ada stok beras di lumbung pangan masyarakat ada 6,3 ribu ton, pasar Induk Cipinang sekitar 30,6 ribu ton, di rumah tangga 3,2 juta ton dan ada juga 262 ton.
"Jadi kalo kita jumlahkan stok beras yang ada di bulog dan pelaku pasar itu ada 6 juta ton" ungkapnya
Stok beras tersebut, lanjut Yeka, belum termasuk proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi Januari - April sampai produksi beras bisa mencapai 14,54 juta ton.
Selain itu, pada perdagangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), beras yang masuk masih dalam kategori normal bahkan berlebih. Seperti diketahui, PIBC ini menjadi barometer dalam indikasi kelangkaan beras nasional.
"Jadi normalnya 3000 ton per hari untuk perdagangan Jabodetabek dan sekitarnya. kalo beras yang masuk cuma 2000 ton sudah pasti gelisah, kalo seribu ton per hari pasti sudah terjadi kelangkaan. Nah yang terjadi di PIBC itu sekarang masih normal bahkan cenderung berlebih yaitu sekitar 3300 - 3500 ton, jadi masih aman" ujarnya
Dari paparan data beras tersebut, tambah Yeka, bdapat disimpulkan bahwa impor beras tidak diperlukan dalam waktu dekat. "Ombudsman menilai bahwa stok beras nasional kita masih relatif aman dan tidak memerlukan impor dalam waktu dekat. jadi meminta kemenko perekonomian menunda keputusan impor." tandasnya . (TIA)