Namun juga untuk cadangan apabila terjadi bencana alam atau kejadian luar biasa (KLB) seperti yang terjadi di Cianjur usai gempa bumi yang lalu. "Misalnya kejadian di Cianjur kemarin, kita semua enggak berharap. Di situ Bulog harus tetap punya stok,” ujar Arief.
Lebih lanjut, dia mengatakan tidak dapat dipungkiri Bulog saat ini kesulitan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Hal itu dikarenakan harga gabah sudah terlampau tinggi di pasaran.
"Kalau hari ini menyerap 1,2 juta ton sulit. Mencari gabah dengan harga Rp 4.200 sulit. Harga gabah di atas Rp5.000, bahkan ada yang Rp5.500. Tentunya ini rebutan gabah di market," tutur Arief.
Arief menambahkan, sebelumnya Bapanas telah meminta penambahan beras oleh Bulog periode Oktober hingga Desember 2022 sebesar 650.000 ton, hanya saja yang mampu direalisasikan sebesar 36.508 ton.
(FRI)