sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Strategi Pembiayaan Jadi Solusi Membengkaknya Backlog Perumahan

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
27/07/2022 20:49 WIB
mekanisme pembiayaan untuk sektor perumahan juga penting untuk diperhatikan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah.
Strategi Pembiayaan Jadi Solusi Membengkaknya Backlog Perumahan (foto: MNC Media)
Strategi Pembiayaan Jadi Solusi Membengkaknya Backlog Perumahan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Lonjakan harga berbagai barang kebutuhan masyarakat tidak hanya terjadi pada jenis kebutuhan pokok saja. Harga sejumlah barang material untuk membangun rumah juga terpantau merangkak naik, sehingga menjadikan biaya produksi hunian juga turut meningkat.

Kondisi ini semakin menegaskan prediksi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, beberapa waktu lalu, yang khawatir bahwa generasi milenial bakal makin susah mendapatkan Rumah.

Head of Research Jones Lang Lasalle (JLL) Indonesia, Yunus Karim, mengakui kemungkinan tersebut memang dapat terjadi, selain juga lantaran tidak adanya lagi insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Kondisi tersebut tentu memantik ancaman peningkatan backlog perumahan di Indonesia. Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka Backlog perumahan mencapai 12,75 juta unit.

"Kita lihat memang strategi dari para pengembang ini dari sisi mereka melakukan inovasi untuk membuat rumah dengan size yang lebih kompleks untuk kelas milenial," ujar Yunus, dalam Second Quarter 2022 Jakarta Property Market Update JLL Indonesia, Rabu (27/7/2022).

Selian itu, menurut Yunus, mekanisme pembiayaan untuk sektor perumahan juga penting untuk diperhatikan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah. Meski demikian Yunus optimis sektor perumahan bakal tetap tumbuh mengingat rumah juga menjadi suatu kebutuhan.

"Fleksibiltas pembayaran menjadi salah satu hal yang bisa dilihat sebagai strategi untuk memudahkan pembelian rumah," sambungnya.

Menurut Yunus permintaan rumah tapak sangat dipengaruhi keterjangkauan harga, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sektor rumah tapak tetap memiliki performance yang baik di tengah pandemi COVID-19.

"Program pemerintah seperti insentif PPN dan berbagai promosi serta penawaran cara bayar yang fleksibel oleh pengembang juga mendorong tingginya minat rumah tapak," pungkasnya. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement