“Pada saat yang sama, kerangka kebijakan baru mengenai pinjaman kecil dan/atau indah yang berasal dari China ini menunjukkan bahwa akan ada lebih banyak pinjaman bernilai kecil.”
Dampak sosial dan lingkungan
Moses mengacu pada apa yang Presiden China Xi Jinping sebut sebagai pendekatan “kecil dan indah” yang dilakukan Beijing, yang bertujuan untuk beralih dari investasi pada proyek-proyek besar seperti kereta api dan jalan raya ke fokus pada pinjaman kecil yang memiliki dampak lebih menguntungkan secara sosial dan lingkungan.
Tren lain yang ditemukan dalam studi ini adalah bahwa meskipun sebelumnya sebagian besar pinjaman diberikan ke negara-negara Afrika bagian timur dan selatan, pada tahun 2021-2022 terdapat pergeseran ke Afrika bagian barat, dengan negara-negara seperti Senegal, Benin, dan Pantai Gading menerima sebagian besar dana tersebut.
Hal ini karena “negara-negara ini secara historis meminjam lebih sedikit dari China, sehingga China memiliki lebih sedikit pinjaman ke negara-negara ini,” kata Moses, seraya mencatat bahwa negara-negara di Afrika yang pernah meminjam banyak uang di masa lalu kini sedang menghadapi kesulitan utang.
Para pemberi pinjaman di China mungkin juga menjadi lebih berhati-hati, demikian temuan studi tersebut, karena beberapa negara Afrika seperti Zambia telah mengalami gagal bayar (default) atau kesulitan membayar utangnya, sehingga menimbulkan tuduhan dari negara-negara Barat mengenai pemberian pinjaman yang tidak berkelanjutan.