Per 1 September 2021, Moderna Inc sendiri sudah menyerahkan aplikasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika, FDA agar bisa mendapatkan izin terkait suntikan booster.
Dalam analisis barunya, Moderna membandingkan kinerja vaksin pada lebih 14000 orang yang divaksinasi pada Juli dan Oktober 2020 dengan sekitar 11000 orang yang awalnya masuk dalam kelompok plasebo yang divaksin antara Desember 2020 dan Maret 2022.
Hasilnya, teridentifikasi pada kelompok orang yang sudah lama divaksin, yakni pada tahun 2020, ada 162 kasus positif. Sementara pada kelompok orang yang baru-baru ini divaksin dua dosis, ada 88 kasus positif Covid-19. Namun, secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah.
Moderna mengatakan ada kecenderungan tingkat kasus parah yang lebih rendah di antara kelompok orang yang baru saja divaksinasi, meskipun temuan itu tidak signifikan secara statistik. Dengan kemanjuran yang memudar seperti yang terlihat dalam analisis uji coba baru tersebut, Moderna menyakini ini menambah bukti bahwa suntikan ketiga alias booster memang diperlukan.
Secara efikasi, dalam penelitian yang dilakukan Kaiser Permanente Southern California. Ketika varian Delta yang sangat menular beredar, para peneliti mendapati vaksin Moderna 87 persen efektif dalam mencegah diagnosis Covid-19 dan bahkan sampai 96 persen efektif dalam mencegah keparahan penyakit hingga dirawat inap. (NDA)