Budi memaparkan, saat ini angka penjualan kendaraan listrik masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional atau ICE (Internal Combustion Engine). Budi mengukur pada periode 2019-2022, kendaraan ICE mampu di produksi hingga tembus 29 juta, sedangkan pada periode yang sama, kendaraan listrik baru berada di angka 35 ribu.
"Secara akumulasi produksi kendaraan listrik dibandingkan dengan ICE dari 2019 sampai tahun 2022, kita masih kecil sekali," kata Budi.
Oleh karenanya, Budi yang mewakili asosiasi berharap pemerintah untuk segera memfinalkan terkait regulasi untuk pemberian subsidi terhadap kendaraan listrik. Sehingga, harganya bisa bersaing dan bahkan bisa lebih murah dibandingkan dengan ICE.
"Subsidi kita masih menunggu, skemanya bagaimana, saya juga belum pernah dilibatkan dalam rapat itu," pungkasnya.
(YNA)