Pun, Mulyanto juga mengingatkan agar pemerintah tidak begitu saja mau didikte oleh tekanan pihak asing yang getol mengkampanyekan penerapan NZE tersebut, terlebih sampai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara boros dan minim perhitungan.
Kritik tersebut disampaikan Mulyanto, didasarkan pada begitu banyaknya program pemerintah dalam mengejar target NZE tersebut, yang memiliki dampak strategis.
Seperti, misalnya, upaya pensiun dini PLTU dengan menggunakan dana APBN, subsidi pembelian kendaraan listrik baru, pemberian keringanan TKDN untuk impor komponen barang/mesin terkait pembangkit EBET, atau juga liberalisasi transmisi listrik PLN melalui skema power wheeling.
"(Beragam program) Ini harus dievaluasi sungguh-sungguh, karena bisa jadi ujung-ujungnya dapat merugikan masyarakat dan kepentingan nasional," ujar Mulyanto, dalam keterangan resminya.
Menurut Mulyanto, implementasi NZE di Inggris saja dilakukan dengan bertahap. Ketika kesulitan mendapatkan gas dari Rusia, mereka tetap mendahulukan kepentingan nasional mereka, yaitu dengan menghidupkan kembali pembangkit listrik batu bara.