AS pekan lalu mengumumkan serangkaian pungutan baru terhadap mitra dagang, menyatakan tarif tersebut akan berlaku mulai 1 Agustus. AS juga mengumumkan tarif 50 persen untuk impor tembaga dan mengisyaratkan tarif sektoral lainnya di masa mendatang.
“Peningkatan pertumbuhan ekspor terutama mencerminkan pemulihan ekspor ke AS pada Juni, kemungkinan karena pengurangan tarif yang substansial setelah perundingan perdagangan AS-China di Jenewa pada Mei,” ujar para ekonom Goldman Sachs Group dalam sebuah laporan.
Meskipun tarif AS untuk barang-barang China telah dikurangi menjadi sekitar 55 persen, turun dari 145 persen pada awal April, Beijing menghadapi risiko yang semakin besar dari strategi perdagangan Washington yang terus berkembang.
Kesepakatan dagang AS dengan Vietnam, misalnya, mencakup tarif 20 persen untuk ekspor Vietnam ke AS dan bea masuk yang lebih tinggi sebesar 40 persen untuk barang-barang yang dianggap sebagai transshipment.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, ia berharap dapat bertemu dengan mitranya dari China dalam beberapa minggu mendatang untuk melanjutkan negosiasi tarif. (Wahyu Dwi Anggoro)