sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Survei: Pengusaha di Negara G20 Dibayang-Bayangi Inflasi hingga Krisis Utang

Economics editor Nia Deviyana
14/11/2022 13:56 WIB
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil dari ‘Executive Opinion Survey’ yang dilakukan tahun ini, dengan mewawancarai lebih dari 12.000 pemimpin bisnis.
Survei: Pengusaha di Negara G20 Dibayang-Bayangi Inflasi hingga Krisis Utang. Foto: MNC Media.
Survei: Pengusaha di Negara G20 Dibayang-Bayangi Inflasi hingga Krisis Utang. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Survei yang dilakukan World Economic Forum (WEF) berkolaborasi dengan Zurich menemukan dampak inflasi, krisis utang, dan tingginya biaya hidup menjadi tantangan paling utama bagi pengusaha negara anggota G20 dalam melakukan perdagangan selama dua tahun ke depan.

Pernyataan tersebut berdasarkan hasil dari ‘Executive Opinion Survey’ yang dilakukan tahun ini, dengan mewawancarai lebih dari 12.000 pemimpin bisnis dari 122 negara pada April dan Agustus 2022. Penelitian ini diterbitkan menjelang COP27 di Mesir dan KTT G20 di Bali, November ini.

Hasil penelitian tersebut didukung kondisi saat ini di mana para pemimpin perusahaan di Indonesia masih mengidentifikasi krisis utang sebagai ancaman pertama yang dirasakan bisnis mereka pada 2022. 

Hasil yang sama dengan temuan di sebagian besar negara G20, di mana ditemukan bahwa para eksekutif memandang krisis utang dan inflasi, sebagai salah satu ancaman terbesar di negara mereka selama dua tahun ke depan.

Selain risiko ekonomi yang menjadi perhatian utama di Indonesia, konflik geopolitik yang memperebutkan sumber daya dan ketimpangan teknologi juga masuk ke dalam lima resiko terbesar di antara para pemimpin bisnis di Indonesia. 

Bahkan, konflik antarnegara dan inflasi berada di peringkat kedua dalam daftar.

Hubungan antara ekonomi, geopolitik, dan teknologi juga menjadi ancaman para pemimpin perusahaan di Indonesia. 

Di sisi lain, para pengusaha juga dituntut untuk bisa mengatasi kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi, mengintensifkan hubungan antarnegara, dan melakukan transformasi digital yang cepat di seluruh sektor bisnis.

Sementara itu, hanya sebagian kecil negara-negara G20 yang menganggap kontestasi geopolitik, konflik antarnegara, dan ketimpangan sebagai risiko utama dalam bisnis. 

Ketimpangan digital sebagai ancaman utama hanya dialami oleh negara Indonesia dan India. Hal ini memiliki keterkaitan dengan fakta bahwa Indonesia dan India mengalami akselerasi digitalisasi yang cepat di berbagai sektor.

"Hasil survei tahun ini cukup berbeda dibandingkan hasil tahun 2021, khususnya di bidang  ketimpangan digital di mana pada survei tahun lalu kategori digital tidak muncul sebagai kategori teratas, namun bukan hal mengejutkan muncul di tahun ini, karena Indonesia sekarang berada pada tahap percepatan pembangunan infrastruktur digital untuk menawarkan layanan digital yang merata dan mendukung transformasi digital," ujar Chief Risk Officer Zurich Indonesia, Wayan Pariama. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement