Lebih lanjut, Tauhid menyatakan dengan proyeksi kebutuhan beras nasional mencapai 33 juta ton, maka Indonesia perlu memproduksi minimal 35 juta ton beras.
“Tapi pemerintah harus memiliki target produksi yang jelas untuk lahan-lahan baru tersebut, apalagi produktivitasnya pasti tidak akan bisa langsung setinggi lahan existing. Jadi lokasinya di mana saja dan kemampuan produksinya berapa, itu harus bisa diprediksi dari sekarang,” kata Tauhid.
Pada kesempatan tersebut, Tauhid juga mengkritisi ketidaksinkronan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang disusun pemerintah dengan visi Presiden terpilih Prabowo Subianto yang tertuang dalam "Asta Cita".
"Dari delapan Asta Cita, tiga di antaranya secara eksplisit mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan air. Namun dokumen RPJM yang disusun pemerintah justru tidak mengakomodasi sektor pertanian sebagai prioritas utama," tuturnya.
Dalam Asta Cita, terdapat tiga program prioritas terkait sektor pertanian yang dinilai penting untuk mencapai kemandirian pangan. Pertama, mencapai swasembada pangan, energi, dan air. Kedua, menjamin ketersediaan pupuk, benih, dan pestisida langsung ke petani. Ketiga, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasis sumber daya alam.