sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Swedia Terjunkan Kapal Selam Selidiki Ledakan Pipa Gas Nord Stream di Laut Baltik

Economics editor Tim IDXChannel
05/10/2022 01:31 WIB
Rusaknya jaringan pipa Nord Stream, yang masuk ke wilayah Eropa melalui Jerman, telah terbukti semakin memperparah krisis pasokan gas yang terjadi di Benua Biru
Swedia Terjunkan Kapal Selam Selidiki Ledakan Pipa Gas Nord Stream di Laut Baltik (foto: MNC Media)
Swedia Terjunkan Kapal Selam Selidiki Ledakan Pipa Gas Nord Stream di Laut Baltik (foto: MNC Media)

IDXChannel - Swedia mengumumkan telah menerjunkan armada kapal selam pada Senin (3/10/2022) lalu ke lokasi bocornya jaringan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik yang terjadi pekan lalu, hingga menyebabkan terjadinya ledakan di daerah tersebut.

Diterjunkannya kapal selam guna menyelidiki lebih lanjut dugaan sabotase yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu pada jaringan pipa yang menghubungkan Rusia sebagai pemasok gas dengan negara-negara pembelinya di Eropa tersebut.

Setelah bandul kecurigaan sempat menuju pihak Moskow, kini Amerika Serikat (AS) dikabarkan menjadi sasaran tudingan yang baru, karena dinilai turut mendapatkan keuntungan dari rusaknya tiga jaringan pipa yang berada di dekat perairan Swedia dan Denmark tersebut.

Rusaknya jaringan pipa Nord Stream, yang masuk ke wilayah Eropa melalui Jerman, telah terbukti semakin memperparah krisis pasokan gas yang terjadi di Benua Biru, yang selama ini memang telah sangat bergantung pada pasokan energi dari Rusia.

Beberapa negara Uni Eropa telah menyiapkan rencana darurat berupa penjatahan pasokan, sembari berlomba menemukan sumber pasokan alternatif.  Salah satunya adalah Inggris, yang dikabarkan benar-benar mengalami kondisi yang parah, seiring kurangnya pasokan gas jelang musim dingin.

"Penjaga pantai bertanggung jawab atas misi tersebut, tapi kami mendukung mereka dengan unit-unit (kapal selam) yang kami terjunkan, yaitu HMS Belos, yang merupakan jenis kapal penyelamat," ujar Juru Bicara Angkatan Laut Swedia, Jimmie Adamsson, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/10/2022).

Bahkan, pihak Swedia dalam pernyataan resminya telah menetapkan lokasi ledakan sebagai TKP yang akan diselidiki lebih lanjut. Salah satunya dengan menerapkan zona pengecualian seluas lima mil laut di sekitar lokasi kebocoran.

Dugaan atas keterlibatan AS seolah membenarkan tudingan yang sebelumnya telah dilayangkan oleh Rusia, yang menyebut bahwa negara pimpinan Joe Biden itu wajib disalahkan atas kebocoran yang terjadi. Pasalnya, Laut Baltik merupakan wilayah yang selama ini sepenuhnya di bawah kendala badan intelijen AS. Sehingga, Rusia yakin bahwa pemerintah AS mustahil tidak mengetahui ketika serangan tersebut terjadi.

"Ini terlihat seperti aksi terorisme, yang mungkin dilakukan di tingkat negara bagian. Sangat sulit membayangkan bahwa tindakan semacam ini bisa terjadi tanpa adanya keterlibatan sebuah negara.  Dan faktanya, mereka mendapatkan keuntungan, dalam perang kata-kata yang mereka ciptakan sendiri, tentang siapa yang harus bertanggung jawab," Juru Bicara Rusia, Dmitry Peskov, dalam laporan sebelumnya.

Sementara, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan dalam jumpa pers bahwa Washington akan dapat meningkatkan penjualan gas alam cair (LNG) jika jaringan pipa tidak digunakan.

Karenanya, Zakharova meminta agar negara-negara Eropa lebih obyektif lagi dalam melakukan investigasi terhadap apa yang terjadi di Laut Baltik. Bahkan Zakharova juga menyindir pernyataan Presiden Joe Biden pada Februari lalu, tepatnya sesaat sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai, bahwa Sang Presiden seolah sudah berniat untuk mematikan jalur pipa Nord Stream sejak jauh-jauh hari.
 
"Mereka (Joe Biden) pernah bilang bila kami melakukan invasi (ke Ukraina) maka tidak akan ada lagi (pipa jaringan) Nord Stream 2," tukas Zakharova. (TSA)

Penulis: Rita Hanifah

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement