Harga energi yang tinggi akan sangat membebani pertumbuhan, outbreak Covid-19 di China untuk kesekian kalinya, hingga momentum perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga meningkatkan risiko untuk berbagai kegiatan ekonomi di seluruh dunia.
IMF pun telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2,9% untuk 2023 dari sebelumnya 3,2% pada 2022.
"Seperti yang akan Anda lihat di Outlook Ekonomi Dunia yang akan diperbarui minggu depan, kami akan menurunkan pertumbuhan untuk tahun depan," kata Georgieva.
IMF memperkirakan sekitar sepertiga negara di seluruh dunia akan mengalami penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut atau definisi teknis dari resesi di tahun depan.
Menurut perhitungan IMF, Sebanyak USD4 triliun atau setara £3,6 triliun output global diperkirakan akan hilang tahun ini hingga 2026. Jumlah ini setara dengan ukuran ekonomi Jerman dan akan menjadi kemunduran besar bagi dunia.