Sebagai gambaran, menurut the European Geothermal Energy Council, kapasitas terpasang pemanas geothermal di Eropa pada 2019 lalu telah mencapai 5,5 GWth (GigaWatts Thermal).
"Jadi kalau soal potensi, Indonesia juga pasti bisa melakukan hal yang sama. Saat ini kami sudah mulai mengaplikasikan (panas bumi) untuk pertanian kentang di Garut dan Kamojang," tutur Ahmad.
Dua lokasi tersebut, merupakan daerah di sekitar pembangkit panas bumi milik PT PGE beroperasi.Di sana, PGE membuat tanki berbentuk silinder dengan garis tengah 1,5 meter untuk mensterilisasi Cocopeat, media tanam untuk benih kentang, dari bakteri dan virus. Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan tanki tersebut dengan memanfatkan uap dari PLTP Kamojang.
“Dengan pemanfaatan (panas bumi) ini, keuntungan yang diperoleh petani bisa meningkat sampai 10 kali lipat dibandingkan pertanian konvensional,” ungkap Ahmad.
Fasilitas pemanasan yang dibangun PGE tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PGE dengan nama Geothermal Potato (Geotato) sejak 2018 dan dimulai dengan program ujicoba. PT PGE menyediakan dua tanki pemanas. Satu tanki khusus untuk kentang, satu lagi untuk jamur. Saat ini, sudah ada delapan petani yang bergerak di bidang usaha pembibitan kentang.