“Beberapa negara akan menggunakan cadangan mereka untuk menstabilkan mata uang mereka ketika pergerakannya berlebihan,” kata manajer portofolio makro global di GAMA Asset Management, Rajeev De Mello, di Jenewa.
Belajar dari krisis keuangan Asia 1997, bank sentral telah berupaya untuk mengumpulkan dolar agar mata uang di masinhg-masing negara bisa bertahan selama periode perubahan pasar yang bergerak liar.
“Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat membalikkan kelemahan mata uang mereka terhadap USD, tetapi mereka dapat memuluskan penurunan,” tambah De Mello.
Tahun ini, Federal Reserve telah melakukan tindakan hawkish demi meningkatkan dolar AS. Kebijakan itu membuat beberapa bank sentral telah membalikkan upaya pembelian seperti Thailand dan Indonesia karena telah berjanji untuk mengurangi volatilitas mata uang masing-masing.
Sedangkan Bangko Sentral ng Pilipinas memilih untuk membiarkan pasar menentukan nilai peso terhadap dolar AS, dan hanya melakukan intervensi untuk mengekang volatilitas.