Meski telah melakukan upaya keras, namun setidaknya cara ini memungkinkan untuk memperlambat laju volatilitas penurunan mata uang. Tidak menutup kemungkinan langkah ini membuat bank sentral terhuyung-huyung jika keuangan eksternal memburuk dan sentimen risk-off akibat kebijakan the Fed, demikian keterangan ahli strategi di Goldman Sachs Group Inc.
Bank sentral AS telah mengisyaratkan kenaikan besar lainnya pada Juli, dengan para pedagang menetapkan kenaikan 75 basis poin pada suku bunganya.
Mata uang regional sudah melayang di posisi terendah multi-tahun: peso Filipina pada Senin (27/6/2022) sudah merosot ke level terlemahnya sejak 2005, sementara rupee India turun ke rekor terendah pekan lalu.
"Bank-bank sentral di Asia cenderung 'bersandar melawan angin', menggunakan intervensi FX untuk memperlancar penyesuaian nilai tukar," kata co-head of Asian economics research, Frederic Neumann, di HSBC Holdings Plc.
“Pembalikan tren membutuhkan lebih banyak: penarikan dolar AS yang lebih luas yang mungkin hanya mulai terjadi begitu investor dapat melihat dengan lebih jelas akhir dari siklus pengetatan Fed.” (TYO)