IDXChannel-Presiden RI, Joko Widodo menyebut Indonesia telah menghabiskan anggaran hingga mencapai Rp.1.400 triliun untuk penanganan pandemi Covid-19 selama dua tahun.
"Di dunia ini semua mengalami hal yang sama sulit tidak mudah, tidak gampang semua negara karena apa? Pertama covid-19, dua tahun ini menghabiskan anggaran kita hampir 1.400 triliun hilang. Negara lain juga sama menganggarkan duit yang gede sekali hilang," kata Jokowi kepada 'Relawan Tim 7' di E-Convention Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, pada Sabtu (11/6/2022).
Jokowi juga turut membahas mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang berpengaruh terhadap kestabilan pasar global. Padahal, pemerintah Indonesia kata Jokowi sedang berusaha memulihkan ekonomi disaat angka kasus Covid-19 turun.
"Karena dua hal tadi karena covid kemudian karena perang menjadikan semuanya menjadi tidak pasti, tidak jelas, terjadi lonjakan harga di semua negara. Kita harus mengerti kenapa harga di semua negara ini naik, semua barang,"kata Jokowi.
Jokowi pun lantas memberikan peranan pemerintah dalam mengendalikan berbagai harga kebutuhan di masyarakat. Seperti harga BBM Pertalite yang kini masih di harga Rp 7.650.
"Saya berikan contoh urusan harga BBM di negara kita harga BBM Pertalite masih Rp.7.650 benar? Tidak naik betul? Coba lihat yang namanya pertamax ini yang memakai yang punya mobil-mobil bagus harganya masih di angka Rp12.500 rupiah,"tutur dia.
"Kita lihat sekarang di Amerika, harga bensin sudah Rp19.400, di Singapura harga bensin sudah Rp 33.000,"ujar dia.
Selain itu, Jokowi juga membahas harga beras di Indonesia yang hingga kini tak mengalami kenaikan dengan rata-rata harga Rp 10.700/liter Berbeda dengan harga beras di AS yang naik hingga Rp.52 ribu.
"Bayangkan kalau harga beras disini menjadi Rp52 ribu demo setahun enggak rampung-rampung benar gak?,"ujarnya.
"Ini yang perlu saya sampaikan biar kita semuanya tau. Oleh sebab itu, kita pertahankan harga beras supaya tidak naik harga BBM juga tidak naik," kata Jokowi.
Dengan demikian, Jokowi berharap masyarakat juga harus bersama-sama menjaga kestabilan negara di berbagai bidang. Hal ini dilakukan agar sosial, politik,ekonomi dan kemanan negara dapat stabil dan penting dalam rangka pembangunan.
"Kalau negara tidak stabil, dikit dikit goyang dikit-dikit demo, ya kita akan kesulitan membangun negara ini,"ujar dia.
(IND)