"Jadi harus bisa dikombinasikan dengan kerjasama internasional. Salah satunya melalui JP, melalui kerjasama internasional yang sifatnya bilateral juga," tutur Bhima
Bhima mengidentifikasi setidaknya ada lima tantangan utama yang harus segera dituntaskan agar target 100 persen EBT dapat tercapai. Pertama, pemerintah harus konsisten menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Sayangnya, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) masih mendorong investasi di sektor PLTU dan gas alam.
Kedua, ruang fiskal APBN yang sempit membuat pemerintah harus mendorong pendanaan alternatif, seperti pajak karbon dan kerja sama internasional. Selain itu, bank domestik juga perlu menyalurkan kredit ke sektor EBT.
Ketiga, Bhima menekankan pentingnya percepatan pengesahan RUU EBT di DPR untuk memberikan insentif dan dukungan regulasi yang memadai bagi pengembangan EBT.
Keempat menekan impor, pemerintah harus mendukung pembangunan industri komponen manufaktur EBT di dalam negeri, seperti panel surya, dengan kapasitas yang besar.