Beberapa sektor industri juga tercatat sebagai pihak yang mendapat manfaat langsung dari skema tarif baru ini. Penurunan harga impor bahan baku seperti LNG, batu bara, baja, dan bahan kimia diprediksi meringankan beban biaya produksi sejumlah perusahaan nasional.
Sebaliknya, sektor unggas berpotensi terdampak negatif, mengingat masih tingginya ketergantungan terhadap impor jagung dan keterbatasan pasokan lokal yang efisien.
Samuel Sekuritas juga menyoroti tekanan yang mungkin dialami perusahaan seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), terutama akibat tingginya harga makanan domestik. Tanpa dukungan pembiayaan dari sektor perbankan, arus kas perusahaan dapat tertekan lebih jauh.
"Indonesia membutuhkan kebijakan perdagangan yang adaptif dan strategi fiskal yang tanggap agar tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di tengah dinamika global yang terus berubah," tulis laporan tersebut.
(DESI ANGRIANI)