sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tarif KRL Kaya-Miskin Beda, Ini Kata Pakar Transportasi

Economics editor Carlos Roy Fajarta Barus
29/12/2022 14:10 WIB
Pakar transportasi menyebutkan dalam konsep push and pull transportasi umum atau publik perlu diperhatikan peran subsidi.
Tarif KRL Kaya-Miskin Beda, Ini Kata Pakar Transportasi. (Foto: MNC Media)
Tarif KRL Kaya-Miskin Beda, Ini Kata Pakar Transportasi. (Foto: MNC Media)

"Semua pengguna KRL mendapat subsidi termasuk yang mampu. Sehingga yang mampu atau pemilik kendaraan bermotor pribadi meninggalkan kendaraannya di rumah atau sampai Park n Ride saja. Jadi mengurangi kemacetan dan kurangi pemborosan penggunaan BBM," kata Tigor.

Ia kemudian membandingkan antara transportasi di kota Jakarta dan Kuala Lumpur.

"Saya sebagai wisatawan di Kuala Lumpur saja dengan menggunakan public transport dapat subsidi. Padahal wisatawan loh yang mampu jalan-jalan. Kok kita kalah sih sama Kuala Lumpur? Terpenting sekarang adalah pemerintah membenahi akses dan integrasi layanan publik transportasi massal," terang Tigor.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan agar subsidi tarif Kereta Rel Listrik (KRL) tepat sasaran, maka diperlukan skema yang tepat. Pihaknya akan menerbitkan kartu baru untuk membedakan profil penumpang KRL. 

Penumpang mampu disebutkan Menhub seharusnya tidak ikut menikmati subsidi karena tarif asli KRL saat ini di atas Rp 10.000.

"Kalau semua subsidi akhirnya didapat kepada masyarakat yang membutuhkan, contoh di Jakarta kita gunakan KRL hanya (sekitar) Rp 4.000, itu cost-nya mungkin Rp 10-15 ribu yang sebenarnya," kata Budi Karya, Selasa (27/12/2022) dalam konferensi pers.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement