IDXChannel - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, tarif ojek online (ojol) yang mahal akan membuat inflasi sektor transportasi meningkat tajam.
Menurutnya peningkatan tersebut bisa berpengaruh terhadap inflasi khususnya di kawasan perkotaan, ditambah dengan kenaikan harga pangan maupun bahan bakar minyak (BBM) jenis subsidi maka inflasi umum diperkirakan akan mencapai 7 hingga 7,5% year on year sepanjang tahun 2022.
"Imbas dari naiknya tarif ojol juga tidak berkorelasi dengan naiknya pendapatan para mitra driver," ujar Bhima kepada MPI, Rabu (7/9/2022).
Bhima mengungkapkan, jika tarif ojol naik tinggi, maka masyarakat akan terkejut dan memilih alternatif transportasi yang lain.
"Misalnya dari rumah ke kantor, mungkin ujungnya konsumen kelas menengah akan naik motor sendiri dibanding membayar jasa ojol yang dipersepsikan mahal," pungkasnya.
Bhima meminta pemerintah hati-hati dalam mendesain kenaikan tarif, harus ada pengecekan peningkatan konsumsi kelas menengah, kemudian tingkat inflasi, dan juga tantangan kedepan yang bisa menghambat daya beli.
"Disposable income dari konsumen ojol juga tergerus oleh harga pangan," terangnya. Dia menuturkan dari segi pendapatan driver saat ini masih dalam proses pemulihan karena mobilitas masih belum kembali ke pra pandemi.
"Data Google Mobility di Jakarta per 10 agustus 2022 menunjukkan tingkat pergerakan masyarakat ke ritel atau pusat perbelanjaan masih minus 11%, ke stasiun transit minus 24% dan ke perkantoran minus 7%," urainya.
(SAN)