IDXChannel - Pembelian asing atas obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada Maret 2023.
Hal ini mengacu pada data Departemen Keuangan pada awal pekan, Senin (15/5/2023).
Investor sempat menghentikan pembelian instrumen safe-haven ini setelah tekanan perbankan menyeruak di bulan tersebut.
Kini, kepemilikan US Treasury naik menjadi USD7,573 triliun pada Maret, naik sekitar USD230 miliar dari USD7,343 triliun pada bulan sebelumnya.
Akumulasi bulanan US Treasury pada Maret menjadi yang terbesar sejak Juni 2021, menurut Gennadiy Goldberg, ahli strategi suku bunga senior, di TD Securities New York.
"Bulan (Maret) sangat signifikan karena saat itu ada volatilitas sektor perbankan. Hal yang paling menarik adalah banyaknya pembelian Treasuries. Investor mengambil risiko pada saat itu karena tekanan perbankan. Ada banyak pembelian oleh China, banyak pembelian oleh Jepang. Pembelian oleh Inggris, atau melalui Inggris, juga menarik, yang menyarankan pembelian oleh dana lindung nilai,” kata Goldberg.
Hingga saat ini, bank-bank regional AS masih menjadi pusat gejolak keuangan di negeri Paman Sam setelah ambruknya Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada Maret lalu. Ini juga mendorong simpanan berpindah dari lembaga-lembaga regional ke bank-bank yang lebih stabil dan lebih besar.
First Republic Bank akhirnya juga gagal dan dibeli oleh JP Morgan Chase awal bulan ini.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun untuk Maret berada di level 3,996%, turun 50 basis poin menjadi 3,49% pada akhir bulan. Imbal hasil 10 tahun AS sempat mencapai level tertinggi 15 bulan di level 4,338% pada Oktober tahun lalu.
Jepang masih menjadi pemegang US Treasury non-residen terbesar dengan jumlah mencapai USD1,087 triliun, naik dari USD1,082 triliun pada bulan Februari. (Lihat grafik di bawah ini.)
Meski demikian, Jepang juga banyak menjual asetnya pada sepanjang 2022 untuk membantu meningkatkan performa yen yang melemah terhadap dolar AS.
Data juga menunjukkan kepemilikan China sebagai pemegang US Treasury non-residen terbesar kedua juga meningkat, naik menjadi USD869,3 miliar pada Maret dibanding USD848,8 miliar pada Februari.
Kepemilikan Februari adalah yang terendah sejak Mei 2010 ketika China memiliki US Treasury non-residen sebesar USD843,7 miliar. China juga telah menjual asetnya seperti Jepang hampir sepanjang tahun lalu.
Kelas aset utama AS juga menunjukkan arus masuk pada Maret.
Pada basis per transaksi, arus masuk asing ke US Treasury adalah USD35,8 miliar per Maret, menurun dibanding bulan sebelumnya sebesar USD57,6 miliar.
Pembelian asing juga terpantau di pasar saham AS dengan arus masuk sebesar USD36,1 miliar, dari penjualan bersih sebesar USD16,2 miliar pada Februari dan arus keluar sebesar USD27,5 miliar pada Januari.
Sementara itu, investor residen AS meningkatkan kepemilikan mereka atas saham asing jangka panjang, dengan pembelian bersih sebesar USD22,8 miliar, dibandingkan dengan penjualan bersih sebesar USD8,3 miliar pada Februari.
Secara keseluruhan, pembelian asing bersih atas saham jangka panjang diperkirakan mencapai USD133,3 miliar pada Maret, naik tajam dari arus masuk Februari sebesar USD56,6 miliar. (ADF)