Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, nikel adalah bahan utama dalam baterai lithium-ion untuk mobil listrik dan sistem penyimpanan energi stasioner.
Catatan saja, untuk EV, katoda berbasis nikel menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi dan jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan katoda dengan kandungan nikel yang lebih rendah.
Menurut Wood Mackenzie, baterai dapat mencapai 41 persen dari permintaan nikel global pada 2030, persentase tersebut naik dari hanya 7 persen pada 2021.
Lebih rinci, katoda berbasis nikel untuk baterai lithium-ion, termasuk NMC (Nikel Mangan Kobalt) dan NCA (Nikel Kobalt Aluminium), lazim digunakan pada kendaraan listrik dan menguasai lebih dari 50 persen pasar kimia katoda baterai.
Baik tembaga maupun nikel merupakan bahan penyusun penting EV dan teknologi utama lainnya untuk transisi energi dan pada akhirnya mewujudkan energi bersih di masa depan.