“Cadangan kita yang besar itu tentu tetap ada di batu bara, kalau fosil. Tapi kan kita tidak mau menggunakannya lagi. Jadi yang paling berpeluang itu energi surya. Ocean (tenaga gelombang laut) ada, tetapi teknologinya masih sangat mahal,” ujar Herman.
Mantan direktur transmisi dan distribusi PLN itu menuturkan, teknologi energi surya di Indonesia sudah cukup matang dan semakin kompetitif, terutama dibandingkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan gas. Kendati demikian, dia menilai perubahan yang paling dibutuhkan saat ini untuk menciptakan bauran EBT di Indonesia adalah kepemimpinan yang kuat, peraturan, dan struktur yang efektif.
(Ahmad Islamy Jamil)