Operasional TCK menggunakan conveyor dimana proses muatan dari kapal dibongkar ke conveyor, dan muatan akan langsung menuju gudang penyimpanan serta timbangan yang dimonitoring full dengan cctv. Sebelumnya kegiatan bongkar muat curah kering di Pelabuhan Belawan menggunakan metode truck lossing, dimana barang dibongkar dari kapal langsung dimuat ke armada angkutan (truck) untuk kemudian dibawa (angkut) menuju gudang.
TCK Pelabuhan Belawan ini juga dilengkapi dengan teknologi Telescopic Chute, yang berfungsi untuk mengurangi penyebaran muatan curah, mengurangi debu dan potensi loss cargo jadi lebih kecil. Teknologi ini merupakan yang pertama kali digunakan di TCK khusus grain/pangan di Indonesia dan dalam skala besar pertama kali diterapkan di Pelabuhan Belawan.
Selain itu, TCK Pelabuhan Belawan juga dilengkapi dengan teknologi magnetic separator, untuk menyaring material besi yang terdapat dalam cargo secara otomatis, sehingga lebih aman.
TCK Pelabuhan Belawan memiliki fasilitas conveyor sepanjang 388 m dan produktivitas 850 sd 900 Ton/jam, gudang seluas 6.912 m2 dengan kapasitas 30.000 ton, truck loading conveyor sebanyak 4 unit dan dermaga dengan daya dukung 2,5 ton/m2.
“Fasilitas TCK Pelabuhan Belawan ini sangat efektif dalam mendukung efisiensi logistik karena dapat memangkas biaya dengan kecepatan bongkar dan dengan system IT yang terintegrasi dari cargo in hingga cargo out. Selain itu, fasilitas TCK ini juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi pengguna jasa yaitu dengan peningkatan produktivitas bongkar komoditas curah kering sebesar 10.000 ton/hari sehingga dapat mempercepat alur distribusi barang. Dengan pengoptimalan fasilitas TCK ini, kami menargetkan Pelabuhan Belawan menjadi sentra bongkar muat curah kering di Pulau Sumatera,” terang Ridwan.
Sementara itu, General Manager Pelabuhan Belawan, Emilda Andayani, mengungkapkan jika kapal curah perdana yang sudah dibongkar menggunakan layanan terbaru di TCK Pelabuhan Belawan ini, kata Ridwan, adalah M.V Sea Odyssey dan MV Castellani, yang membawa muatan soya bean meal atau bungkil kedelai masing-masing sebanyak 19.411,33 Ton dan 24.040 Ton.