IDXChannel - Sebagai salah satu raksasa ritel di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart mengungkapkan kenaikan inflasi memberi dampak terhadap harga beli dari para supplier.
Direktur Keuangan dan Corporate Secretary AMRT, Tomin Widian mengatakan lonjakan inflasi telah dirasakan perusahaan sedari awal tahun 2022. Tomin menuturkan bahwa perseroan telah menaikkan sejumlah barang yang dijual, meskipun tidak secara langsung.
"Perseroan sebagai peritel juga sudah melakukan penyesuaian harga jual dikarenakan harga beli dari para supplier juga sudah mengalami kenaikan," kata Tomin dalam Public Expose PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) di Alfa Tower, Tangerang, dikutip Senin (30/5/2022).
Menurut Tomin, kenaikan harga jual barang di Alfamart tidak serta merta dilakukan secara langsung. Perseroan melakukan penyesuaian harga secara bertahap.
Adapun siasat lain untuk mengantisipasi kenaikan harga adalah dengan melakukan promosi barang. Proses ini memerlukan kerja sama dengan para supplier.
"Selama pandemi ini dilihat konsumen tidak lagi mencari brand namun sudah bergeser menjadi value for money sehingga promosi-promosi cukup membantu," ungkapnya.
Seperti diketahui, AMRT membukukan laba bersih sebesar Rp1,95 triliun pada 2021. Realisasi ini meningkat naik 83,79% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp1,06 triliun
Pendapatan bersih AMRT tercatat naik 11,97% secara tahunan, dari Rp75,82 triliun pada 2020 menjadi Rp84,90 triliun pada 2021.
"Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan dan penambahan jumlah gerai Perseroan dan Entitas Anak sepanjang tahun 2021,” tutur Tomin.
Sejalan dengan antisipasi atas lonjakan inflasi, Tomin menuturkan perseroan menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp3,4 triliun- Rp3,5 triliun pada tahun 2022.