sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terimbas Pandemi, 15 Kawasan Wisata Jatim Park Efisiensi Gaji Karyawan dan Pakan Satwa

Economics editor Avirista M/Kontributor
07/08/2021 10:14 WIB
Sebanyak 15 tempat wisata yang dikelola Jatim Park, seluruhnya tutup beroperasi dan tak ada pendapatan sejak pemberlakuan PPKM darurat pada 3 Juli 2021 lalu.
Tempat wisata yang dikelola Jatim Park tutup beroperasi dan tak ada pendapatan sejak pemberlakuan PPKM . (Foto: Avirista)
Tempat wisata yang dikelola Jatim Park tutup beroperasi dan tak ada pendapatan sejak pemberlakuan PPKM . (Foto: Avirista)

IDXChannel - Penerapan PPKM level 4 membuat tempat wisata andalan di Kota Batu di ujung tanduk. Di wahana wisata milik Jatim Park Grup misalnya, dari 15 tempat wisata yang dikelola, seluruhnya tutup beroperasi dan tak ada pendapatan sejak pemberlakuan PPKM darurat pada 3 Juli 2021 lalu.

Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Grup Titik S. Ariyanti mengatakan, ada 1.700 pekerja di Jatim Park Grup yang selama ini mengandalkan hajat hidup dari sektor wisata. Disebutnya, imbas penerapan PPKM demi mendukung menyebarnya COVID-19, Jatim Park Grup telah tutup sejak 3 Juli 2021 dan telah memperpanjang dua kali penutupan operasional.

"Jatim Park grup membawahi 15 tempat wisata, kita tutup operasional sesuai dengan aturan pemerintah mulai 3 Juli, sampai dengan tanggal 9 Agustus, tetapi selama dua kali ini Jatim Park Grup selalu menambah tutup park-nya yang kita tidak sampai tanggal 9, melainkan mundur sampai tanggal 12 Agustus ini," ucap Titik, saat ditemui MNC Portal Indonesia, di Kota Batu, pada Sabtu (7/8/2021).

Selama penutupan tempat wisata, pengelola tetap memberlakukan pemeliharaan dan maintenance ke sejumlah area wisata. Namun karena aturan PPKM, hanya 25 persen pekerja saja yang diizinkan masuk, hanya maksimal bekerja 5 jam saja per harinya. Itu pun dengan aturan ketat mulai tidak diperbolehkan membawa makan minum di area, makan minum di area kerja, tidak boleh melepas masker.

"Apabila mereka ketahuan oleh supervisor maupun manajer mereka lepas (masker) kerja makan di area kerja itu hukumannya langsung mendapatkan pemotongan gaji selama mereka bekerja," tegasnya.

Titik menambahkan, selama hampir 1,5 tahun ini Jatim Park Grup hanya sanggup menggaji karyawannya 50 persen dari upah mereka aslinya. Hal ini demi melakukan efisiensi pembiayaan operasional, di tengah sulitnya pemasukan imbas pandemi COVID-19 yang telah berjalan hampir 1,5 tahun ini.

"Hampir 1,5 tahun menggaji karyawan sebesar 50 persen, kalau misalkan dihitung UMR katakanlah 3 juta di Kota Batu rata-rata 1 orang, yang mendapatkan gaji 1,5 juta per orang," terang dia.

Langkah efisiensi ini juga berimbas pada modifikasi pakan ternak sejumlah hewan karnivora yang dimiliki di tiga kebun binatang yang dikelola Jatim Park Grup. Sebagai informasi, Jatim Park Grup memiliki tiga kebun binatang yang terdiri dari Batu Secret Zoo, Eco Green Park, dan Predator Fun Park.

Di Batu Secret Zoo saja, modifikasi pangan dilakukan dengan cara mengganti daging sapi yang biasanya diberikan ke para satwa karnivora, dengan daging kanguru yang jauh lebih murah. Hal ini diakui oleh dokter hewan Batu Secret Zoo drh. Roosy Margetha Riupassa. Menurutnya, meski tak terlalu berdampak tapi diakui ada sedikit modifikasi makanan untuk satwa karnivora yang ada.

“Kita sudah ada cadangan makanan daging kanguru, karena kita impor dari Australia. Kebetulan di Australia kanguru itu adalah hama. Jadi untuk daging per kilonya jauh lebih murah dari daging sapi yang kita dapatkan dari Indonesia,” tandasnya. (TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement