"Ngawur Mas kebijakan, mereka tidak pernah makan di warteg. Yang makan di warteg ada orang tua terus klo tersedak karena tergesa-gesa gimana, apalagi sampai meninggal, bukan karena covid-19 tapi makan di warteg," ujarnya saat dihubungi MNC Portal.
Mukroni menilai, dengan pembatasan waktu seperti ini justru berpontensi berbahaya, mengingat proses penyajian makanan dan penyajian kepada pelanggan memerlukan waktu.
"Kalau saya sih lebih menyarankan dibawa pulang mas, dari pada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," lanjutnya.
Menurut salah satu pelanggan yang sekaligus pengemudi online menuturkan bahwa waktu 20 menit untuk mengabiskan makanan dan beristirahat cukup mepet baginya.
"Kalau saya sendiri 20 menit cukup mepet, kan belum ngopinya, tapi satu hal, cobalah (pemerintah) pikirkan nasib rakyat kecil kalau membuat kebijakan," tuturnya. (NDA)