Lebih jauh dikatakan, gas buang yang berupa uap air tersebht kemudian mengembun atau terkondensasi akibat suhu udara di luar pesawat yang amat dingin.
Menurut BMKG, pada umumnya ketinggian jelajah pesawat terbang berada diatas 30.000 kaki atau sekitar 10.000 meter. Suhu udara pada ketinggian itu mencapai -30 hingga -40 derajat celsius.
"Suhu yang sangat dingin ini menyebabkan uap air dari gas buang pesawat tadi mengembun menjadi titik air dan membeku menjadi kristal es dengan sangat cepat. Kristal-kristal es inilah yang terlihat dari permukaan bumi seperti awan," katanya.
BMKG mengatakan, kristal es yang membentuk contrail dapat langsung menghilang atau bertahan lama. Seluruhnya ergantung pada kelembapan udara di sekitar.
"Contrail tidak berbahaya bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Contrail juga tidak dapat turun menjadi hujan karena posisinya yang sangat tinggi menyebabkan kristal-kristal es contrail menguap di sepanjang perjalanannya jauh sebelum menyentuh tanah," pungkasnya.