IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap fakta bahwa kemampuan produksi nasional untuk kebutuhan bahan baku Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) hanya mencapai 0,87 juta ton per tahun. Volume tersebut setara dengan 21 persen saja terhadap keseluruhan kebutuhan pasokan bahan baku SSDN di Indonesia.
Guna menutup kebutuhan tersebut, lebih dari 3,32 juta ton atau sekitar 79 persen pasokan bahan baku SSDN didatangkan dari luar negeri, dalam bentuk skim milk, whole milk, anhydrous milk fat, butter milk, dan whey.
"Dalam periode 5 tahun terakhir pasokan SSDN hanya tumbuh rata-rata 0,9 persen per tahun, sedangkan kebutuhan industrinya tumbuh rata-rata 6 persen per tahun," ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Guna mengatasi kondisi tersebut, menurut Agus, pihaknya akan segera memperbaiki alur suplai bahan baku susu yang ada di level hulu. Dijelaskannya, transaksi yang terjadi antara para peternak dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) di tempat-tempat penerimaan susu (TPS) dan/atau Koperasi pada umumnya dilakukan secara manual dan konvensional.
Hal itu membuat proses transaksi tersebut memakan waktu lama, yang berdampak pada kualitas susu yang disetor. "Terlebih lagi untuk TPS-TPS yang belum dilengkapi dengan cooling Unit yang memadai. Ini selain menyebabkan harga pembelian susu jadi tidak maksimal, juga membuat kualitas susu yang disetor tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri pengolahan susu," ungkap Agus.