"Karena harga gabah hari ini 8.000-8.600 maka harga beras Rp16.000, kenapa kasih ada yang Rp14 ribu, karena pemerintah melakukan importasi terukur, 3,5 juta ton tahun 2024," sambungnya.
Faktor lain, harga beras dunia juga tengah mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya faktor alam. Tingginya harga beras dunia ini membuat Pemerintah juga kewalahan untuk melakukan intervensi harga beras di pasar domestik, karena pengadaan beras impor terbatas.
"Harga pangan dunia juga naik, dulu beras harganya USD460 per ton, hari ini sudah USD670 perton, naik 200 dolar, ini harga dunia," tambah Arief.
Sehingga, menurutnya dalam rangka membentuk harga beras yang murah di pasar yang paling penting adalah meningkatkan produksi dalam negeri. Agar tidak terlalu bergantung dengan harga beras dunia yang cukup fluktutif.
"Kita tidak usah bicara lahan rawa dulu, kalau rerata sekarang 5,2 juta bagaimana supaya menjadi 5,5 juta hektare, produksi 6 ton perhektare kita mau ngapain sih (caranya)," tutupnya.