IDXChannel - Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell masih menjadi perbincangan publik setelah agendanya melakukan pertemuan dengan anggota kongres negeri Paman Sam, Selasa, (7/3) malam waktu Indonesia.
Hasil pertemuan Powell dengan Kongres AS mengisyaratkan beberapa poin penting. Di antaranya adalah kenaikan lanjutan suku bunga yang tak terhindarkan, potensi hilangnya 2 juta pekerjaan di AS, permintaan untuk menaikkan plafon utang pemerintah AS, hingga inflasi utama yang sedikit diluar ekspektasi.
- Kenaikan Suku Bunga 50 Bps
Ketika The Fed menaikkan suku bunga pada awal Februari 2023 sebesar seperempat poin menjadi kenaikan paling lambat setelah berbulan-bulan tingkat suku bunga meroket dengan agresif. Namun, hasil pertemuan Powell dengan Kongres mengisyaratkan hal lain.
Kuatnya data tenaga kerja hingga belanja konsumen dan beberapa metrik inflasi menunjukkan fakta berbeda, menurut alat prediksi suku bunga CME FedWatch Tool.
Dalam testimoninya pada Selasa, Powell mengatakan The Fed siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga jika kuatnya data ekonomi AS berlanjut.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya. Jika data menunjukkan perlunya pengetatan yang lebih cepat, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," kata Powell kepada anggota parlemen di Capitol Hill.
Ekspektasi pasar dengan cepat berubah arah. Pada Selasa tengah hari (7/3), CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 67,5% untuk kenaikan 50 basis poin (50 Bps) pada pertemuan The Fed 21-22 Maret mendatang.
- Potensi Hilangnya 2 Juta Pekerjaan
Senator Demokrat Elizabeth Warren menekan Powell tentang potensi hilangnya 2 juta pekerjaan di AS yang berpotensi menjadi korban dari pertempuran The Fed melawan inflasi tinggi.
Warren mencatat sebanyak 2 juta orang harus kehilangan pekerjaan mereka jika tingkat pengangguran naik dari 3,4% untuk saat ini menjadi 4,6% pada akhir tahun sesuai target The Fed.
“Jika Anda dapat berbicara langsung dengan dua juta pekerja hari ini, dan mereka tau akan dipecat tahun depan, apa yang akan Anda katakan kepada mereka? Bagaimana Anda menjelaskan pandangan Anda bahwa mereka perlu kehilangan pekerjaan?” tanya Warren kepada Powell.
Powell berargumen tidak hanya dua juta warga Amerika yang akan menderita akibat inflasi tinggi.
“Apakah tetap bekerja akan lebih baik jika kita tidak menjalankan pekerjaan kita (bank sentral) dan inflasi tetap berada di level 5% atau 6%?” Powell menjawab.
Powell menegaskan kembali bahwa dia yakin The Fed dapat menurunkan inflasi tanpa peningkatan pengangguran yang tajam di mana pengetatan pasar tenaga kerja dapat terjadi melalui pengurangan lowongan pekerjaan.
Warren membalas bahwa rekam jejak The Fed menunjukkan bahwa peningkatan pengangguran yang moderat akan sulit untuk ditahan.
"Ketua Powell, Anda berjudi dengan nyawa orang," kata Warren.
Sebelumnya, ekonomi AS secara tak terduga menciptakan 517 ribu pekerjaan pada Januari 2023 dan menjadi yang terbesar sejak Juli, dan jauh di atas rata-rata kenaikan bulanan 401 ribu pada 2022. Jumlah ini bahkan mengalahkan perkiraan pasar 185 ribu. (Lihat grafik di bawah ini.)
Kondisi ini bukan hal yang menggembirakan bagi The Fed, karena semakin banyaknya pekerjaan, maka inflasi akan semakin sulit dikontrol karena orang telah memiliki gaji dan akan terus melakukan aktivitas konsumsi.
- Powell Meminta Kongres Menaikkan Plafon Utang
Powell mengatakan kepada anggota parlemen dengan tegas, Kongres harus menaikkan batas pinjaman (debt ceiling) pemerintah AS untuk menghindari kerusakan ekonomi global yang sangat merugikan.
Amerika Serikat diperkirakan akan gagal membayar kewajiban utangnya paling cepat musim panas ini jika Kongres tidak membahas plafon utang. Tetapi Partai Republik menuntut agar langkah ini disertai dengan pemotongan pengeluaran pemerintah yang tajam.
“Pada akhirnya, hanya ada satu solusi untuk masalah ini, dan itu adalah Kongres. Kongres benar-benar perlu menaikkan plafon utang. Itulah satu-satunya jalan keluar tepat waktu yang memungkinkan kami membayar semua tagihan kami,” kata Powell
Sebelumnya, dalam persetujuan Kongres, batas atas utang yang dapat dimiliki AS sebesar USD13,4 triliun. Ketika plafon tercapai, Kementerian Keuangan tidak dapat menerbitkan tagihan, obligasi, atau instrument utang lainnya sehingga harus bergantung pada pajak.
Namun, Pada Januari 2023, utang pemerintah AS meningkat menjadi USD31,45 miliar dari bulan sebelumnya mencapai USD31,41 miliar pada Desember 2022.
- Pengukur inflasi utama menunjukkan masih belum terkendali
Inflasi terindikasi melambat dalam beberapa bulan terakhir, mencapai 6,4% pada Januari setelah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun pada Juni 2022 sebesar 9,1%.
Namun, pertempuran belum dimenangkan, dan Powell serta pejabat The Fed lainnya telah memperingatkan bahwa disinflasi akan terasa bergelombang dan panjang.
Dalam testimoninya, Powell mengatakan The Fed melihat beberapa kemajuan pada inflasi sebagai hasil dari upaya pengetatan moneter selama hampir setahun. Namun, ada satu ukuran kritis inflasi yang tidak bergerak.
Menurut Powell, terdapat indeks inflasi yang diawasi ketat, yang digambarkan sebagai "layanan inti tidak termasuk perumahan" menunjukkan sedikit tanda disinflasi.
Kategori tersebut dijelaskan Powell menyumbang lebih dari setengah pengeluaran konsumen inti.
“Untuk memulihkan stabilitas harga, kita perlu melihat inflasi yang lebih rendah di sektor ini, dan kemungkinan besar akan ada pelunakan dalam kondisi pasar tenaga kerja,” kata Powell.
The Fed biasanya berfokus pada metrik inflasi inti karena menghapus pengaruh kategori yang sering bergejolak seperti makanan dan energi. (ADF)