sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Testimoni Powell, Sinyal Hawkish hingga Potensi Hilangnya 2 Juta Pekerjaan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
08/03/2023 13:09 WIB
Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell masih menjadi perbincangan publik.
Testimoni Powell, Sinyal Hawkish hingga Potensi Hilangnya 2 Juta Pekerjaan. (Foto: MNC Media)
Testimoni Powell, Sinyal Hawkish hingga Potensi Hilangnya 2 Juta Pekerjaan. (Foto: MNC Media)

Sebelumnya, ekonomi AS secara tak terduga menciptakan 517 ribu pekerjaan pada Januari 2023 dan menjadi yang terbesar sejak Juli, dan jauh di atas rata-rata kenaikan bulanan 401 ribu pada 2022. Jumlah ini bahkan mengalahkan perkiraan pasar 185 ribu. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kondisi ini bukan hal yang menggembirakan bagi The Fed, karena semakin banyaknya pekerjaan, maka inflasi akan semakin sulit dikontrol karena orang telah memiliki gaji dan akan terus melakukan aktivitas konsumsi.

  1. Powell Meminta Kongres Menaikkan Plafon Utang

Powell mengatakan kepada anggota parlemen dengan tegas, Kongres harus menaikkan batas pinjaman (debt ceiling) pemerintah AS untuk menghindari kerusakan ekonomi global yang sangat merugikan.

Amerika Serikat diperkirakan akan gagal membayar kewajiban utangnya paling cepat musim panas ini jika Kongres tidak membahas plafon utang. Tetapi Partai Republik menuntut agar langkah ini disertai dengan pemotongan pengeluaran pemerintah yang tajam.

“Pada akhirnya, hanya ada satu solusi untuk masalah ini, dan itu adalah Kongres. Kongres benar-benar perlu menaikkan plafon utang. Itulah satu-satunya jalan keluar tepat waktu yang memungkinkan kami membayar semua tagihan kami,” kata Powell

Sebelumnya, dalam persetujuan Kongres, batas atas utang yang dapat dimiliki AS sebesar USD13,4 triliun. Ketika plafon tercapai, Kementerian Keuangan tidak dapat menerbitkan tagihan, obligasi, atau instrument utang lainnya sehingga harus bergantung pada pajak.

Namun, Pada Januari 2023, utang pemerintah AS meningkat menjadi USD31,45 miliar dari bulan sebelumnya mencapai USD31,41 miliar pada Desember 2022.

  1. Pengukur inflasi utama menunjukkan masih belum terkendali

Inflasi terindikasi melambat dalam beberapa bulan terakhir, mencapai 6,4% pada Januari setelah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun pada Juni 2022 sebesar 9,1%.

Namun, pertempuran belum dimenangkan, dan Powell serta pejabat The Fed lainnya telah memperingatkan bahwa disinflasi akan terasa bergelombang dan panjang.

Dalam testimoninya, Powell mengatakan The Fed melihat beberapa kemajuan pada inflasi sebagai hasil dari upaya pengetatan moneter selama hampir setahun. Namun, ada satu ukuran kritis inflasi yang tidak bergerak.

Menurut Powell, terdapat indeks inflasi yang diawasi ketat, yang digambarkan sebagai "layanan inti tidak termasuk perumahan" menunjukkan sedikit tanda disinflasi.

Kategori tersebut dijelaskan Powell menyumbang lebih dari setengah pengeluaran konsumen inti.

“Untuk memulihkan stabilitas harga, kita perlu melihat inflasi yang lebih rendah di sektor ini, dan kemungkinan besar akan ada pelunakan dalam kondisi pasar tenaga kerja,” kata Powell.

The Fed biasanya berfokus pada metrik inflasi inti karena menghapus pengaruh kategori yang sering bergejolak seperti makanan dan energi. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement