IDXChannel - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75 persen. Keputusan ini merupakan yang ketiga berturut-turut dilakukan The Fed.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa Indonesia tentu akan turut merasakan dampak akibat kenaikan suku bunga the fed. Menurutnya nilai tukar rupiah akan merosot, begitu pula nilai saham yang juga akan turun seiring penurunan laba karena efek minimnya penjualan dan tingginya biaya.
"Selain itu akan ada penurunan konsumsi karena pasti akan mengurangi daya beli, dalam jangka panjang" jelasnya kepada MPI, Kamis (22/9/22).
Kemudian lanjut Amin, kemungkinan kesulitan untuk membayar pinjaman akan melanda masyarakat Indonesia mengingat jika Bank Indonesia turut menaikkan interest rate.
"Jadi akan ada efek ke para debitur dalam jngka panjang" ucapnya.
Selaras, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah juga menyatakan bahwa kenaikan suku bunga the fed berpotensi mendorong arus modal keluar dan melemahkan rupiah jikalau BI tidak merespon kenaikan suku bunga the Fed ini dengan menaikkan suku bunga acuan BI7DRR.