Oleh karena itu dia memperkirakan bahwa BI akan segera kembali menaikkan suku bunga acuan sebagai respon atas kenaikan suku bunga acuan the fed, dan juga lonjakan inflasi pasca kenaikan harga bbm subsidi.
"Saya perkirakan akan menaikkan suku bunga acuan minimal 50 bps maksimal 75 bps" jelasnya.
Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menyatakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed lebih berdampak buruk terhadap ekonomi Indonesia dibanding dampak positif.
Karena menurutnya yang pertama, kenaikan fed rate memicu naiknya biaya pinjaman untuk investasi di negara berkembang. Dia melanjutkan bahwa selama ini investor negara maju meminjam uang dengan bunga rendah untuk di investasikan ke instrumen keuangan negara berkembang.
"Jika bunga di negara maju naik, maka investor akan menuntut imbal hasil lebih tinggi di negara berkembang. Memicu keluarnya modal asing dan berisiko ke stabilitas keuangan" ucapnya.