sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tiga Hal Ini Sebabkan Utang Garuda (GIAA) Membengkak hingga Rp100 Triliun

Economics editor Suparjo Ramalan
05/11/2021 12:10 WIB
Utang emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mencapai USD7 miliar atau setara Rp100,5 triliun.
Utang Garuda (GIAA) Membengkak hingga Rp100 Triliun (Ilustrasi)
Utang Garuda (GIAA) Membengkak hingga Rp100 Triliun (Ilustrasi)

IDXChannel - Utang emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mencapai USD 7 miliar atau setara Rp100,5 triliun (kurs Rp14.334 per USD). Nilai itu membengkak dari angka sebelumnya yakni Rp70 triliun.

Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas terus mengambil langkah penyelamatan, salah satunya melalui skema restrukturisasi dengan para kreditur hingga lessor. Meski demikian, belum diketahui secara pasti hasil negosiasi tersebut.

Pemegang saham pun menetapkan jangka waktu restrukturisasi utang emiten dengan kode saham GIAA itu hingga kuartal II-2022. Bila, restrukturisasi tak berjalan baik, maka opsi pailit akan ditempuh.  

Lantas, apa penyebab utang Garuda membengkak hingga Rp100,5 triliun? 

Biaya Sewa Pesawat

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut utang jumbo itu lantaran biaya sewa (leasing cost) yang terlalu mahal. Tercatat, biaya sewa Garuda mencapai 26 persen atau tertinggi di dunia. Namun, Erick enggan merinci nilai pengadaan setiap pesawat yang dilakukan manajemen emiten sebelumnya. 

Mengacu pengakuan mantan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, salah satu harga sewa pesawat jenis Boeing 777 di pasar mencapai USD750.000 atau setara Rp10,6 miliar per bulan. Namun, manajemen sebelumnya berani membayar di angka USD1,4 juta atau Rp 19,8 miliar per bulan.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement