sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tingkatkan Bauran, Menteri ESDM Ungkap Win-Win Solution Skema Investasi Pembangkit EBT

Economics editor Nia Deviyana
26/09/2024 23:00 WIB
Pmerintah tengah mengkaji secara komprehensif skema yang akan digunakan dengan tidak merugikan PT PLN, dan pengusaha Independent Power Producer (IPP).
Tingkatkan Bauran, Menteri ESDM Ungkap Win-Win Solution Skema Investasi Pembangkit EBT. Foto: MNC Media.
Tingkatkan Bauran, Menteri ESDM Ungkap Win-Win Solution Skema Investasi Pembangkit EBT. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) tengah menyusun Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2025-2035 dengan menargetkan sedikitnya 60 persen merupakan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dari total pembangkit.

"Saya mulai diperintahkan oleh Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Pak Prabowo untuk mendetailkan, kita konversi RUPTL 2025-2035, 10 tahun kan, RUPTL itu minimum saya katakan 60 persen itu harus energi baru terbarukan," ujar Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dilansir dari siaran pers Kementerian ESDM, Kamis (26/9/2024).

Untuk meningkatkan porsi pembangkit berbasis EBT dalam RUPTL, pemerintah tengah mengkaji secara komprehensif skema yang akan digunakan dengan tidak merugikan PT PLN, pengusaha Independent Power Producer (IPP), maupun tidak memberatkan negara jika akan memberikan subsidi

Hal itu karena capital Expenditure (capex) dalam pembangunan pembangkit berbasis EBT sangat mahal. Bahlil menyebutkan bahwa untuk 1 MW pembangkit EBT, dana yang dikucurkan mencapai USD6 juta.

Angka tersebut enam kali lebih besar dibandingkan pembangkit berbasis batu bara yang jauh lebih murah, dengan nilai di bawah USD1 juta untuk 1 MW.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement