Besarnya minat masyarakat terhadap KMT juga didukung KAI Commuter dengan memberlakukan lebih banyak stasiun yang khusus melayani uang elektronik, termasuk KMT. Sepanjang 2021 terdapat 41 stasiun yang menjadi stasiun khusus uang elektronik.
"Dengan demikian, total saat ini ada 50 Stasiun yang khusus hanya melayani transaksi dengan KMT dan kartu uang elektronik dari bank yang telah bekerja sama dengan KAI Commuter. Tahun 2022 pengguna KMT akan semakin mudah melakukan isi ulang. Jika saat ini saldo KMT sudah dapat dicek melalui ponsel pada aplikasi KRL Access dengan memanfaatkan fitur NFC, maka tahun ini rencananya isi ulang KMT juga dapat dilakukan melalui aplikasi KRL Access," jelasnya.
Selain modernisasi dan peningkatan layanan di Jabodetabek, KAI Commuter juga diberikan penugasan oleh KAI sebagai induk usaha untuk mengoperasikan layanan KA Lokal (pada tahun 2020) dan operasional KRL Yogyakarta-Solo (tahun 2021). Melalui penugasan tersebut, secara otomatis jangkauan operasional KAI Commuter pun bertambah luas. Dari yang sebelumnya hanya melayani wilayah Jabodetabek dengan 80 stasiun, saat ini KAI Commuter melayani 105 stasiun yang tersebar di wilayah Rangkasbitung hingga Merak dan Kutoarjo hingga Solo Balapan.
Untuk menjaga agar tarif yang dibayarkan pengguna KRL tetap wajar, Kementerian Perhubungan selama ini memberikan subsidi tarif dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) yang nilainya terus bertambah. Pada tahun 2021 realisasi subsidi PSO bagi pengguna KRL mencapai Rp 2,14 Triliun dari program senilai Rp 1,99 Triliun. Sementara pada tahun sebelumnya realisasi subsidi pengguna KRL sebanyak Rp 1,65 Triliun dari program senilai Rp 1,55 Triliun.
Seluruh penambahan fasilitas dan pelayanan yang merupakan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dengan KAI Commuter adalah berasal dari masukan dan dukungan pengguna.