IDXChannel – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Jepang bakal berinvestasi sebesar USD550 miliar atau hampir Rp9.000 triliun (kurs Rp16.358 per dolar AS). Hal itu merupakan bagian kerangka negosiasi dagang untuk menurunkan tarif impor.
"Jepang menggelontorkan USD550 miliar untuk sedikit menurunkan tarif mereka. Mereka menggelontorkan, bisa dibilang, modal awal, sebut saja modal awal, kata Trump seperti dikutip dari AP News, Jumat (26/7/2025).
Meski begitu, jumlah investasi yang mencengangkan itu masih dalam tahap negosiasi dan mungkin belum pasti menggambarkan kesepakatan dagang antara AS dan Jepang.
Trump mengatakan 90 persen dari keuntungan dari investasi tersebut akan masuk ke AS, bahkan jika Jepang yang menggelontorkan dananya. "Ini bukan pinjaman atau semacamnya, ini bonus penandatanganan," ujarnya terkait kerangka kerja perdagangan untuk menurunkan tarif Jepang dari 25 persen menjadi 15 persen, termasuk untuk sektor otomotif.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan persyaratannya sedang dinegosiasikan dan belum ada yang diformalkan secara tertulis. Pejabat tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk merinci ketentuan perundingan, menyatakan tujuan negosiasi dagang agar dana USD550 miliar tersebut digunakan untuk investasi atas arahan Trump.
Jumlah tersebut signifikan, adan akan mewakili lebih dari 10 persen dari keseluruhan produk domestik bruto Jepang. Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang memperkirakan bahwa investasi langsung ke ekonomi AS mencapai lebih dari USD780 miliar pada 2023. Sejauh ini belum ada kejelasan terkait arah investasi USD550 miliar mengarah ke investasi baru atau mengalir ke rencana investasi yang sudah ada.
Di sisi lain, Jepang menyatakan USD550 miliar melibatkan fasilitas kredit dari lembaga keuangan yang berafiliasi dengan negara, seperti Japan Bank for International Cooperation. Rincian lebih lanjut akan diputuskan berdasarkan perkembangan kesepakatan investasi.
Negosiator perdagangan Jepang Ryosei Akazawa tidak membahas ketentuan investasi sebesar USD550 miliar tersebut. Akazawa mengatakan ia yakin pernyataan bersama tertulis diperlukan, setidaknya pada tataran operasional, untuk menghindari perbedaan pendapat.
“Jika kami menemukan perbedaan pemahaman, kami mungkin harus menunjukkannya dan mengatakan ‘bukan itu yang kami diskusikan,’” kata Akazawa.
Pemerintah AS mengatakan dana tersebut akan diinvestasikan dalam mineral penting, farmasi, chip komputer, dan pembuatan kapal, di antara industri lainnya. Pemerintah AS juga menyatakan bahwa Jepang akan membeli 100 pesawat dari Boeing dan beras dari petani AS sebagai bagian dari kerangka kerja tersebut, yang menurut Menteri Keuangan Scott Bessent akan dievaluasi setiap tiga bulan.
“Jika presiden tidak senang, mereka akan kembali ke tarif 25 persen, baik untuk mobil maupun produk mereka lainnya. Dan saya dapat memberi tahu Anda bahwa saya pikir dengan tarif 25 persen, terutama untuk mobil, ekonomi Jepang tidak berjalan," kata Bessent kepada acara "The Ingraham Angle" di Fox News.
Akazawa membantah bahwa tinjauan triwulanan Bessent merupakan bagian dari negosiasi.
"Dalam delapan kunjungan terakhir saya ke Amerika Serikat di mana saya mengadakan pembicaraan dengan presiden dan para menteri. Saya tidak ingat pernah membahas bagaimana kita memastikan implementasi perjanjian terbaru antara Jepang dan Amerika Serikat,” ujarnya.
Ia mengatakan hal itu akan menyebabkan gangguan besar pada perekonomian dan proses administrasi jika tarif pertama kali naik menjadi 25 persen sesuai jadwal pada 1 Agustus dan kemudian turun menjadi 15% persen.
"Kami jelas ingin menghindari hal itu dan saya yakin itulah pemahaman yang dianut oleh pihak AS," lanjutnya.
Terkait pembelian beras AS, para pejabat Jepang menyatakan tidak berencana menaikkan batas "akses minimum" 770.000 ton yang berlaku saat ini untuk mengimpor lebih banyak beras dari Amerika. Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi mengatakan Jepang akan memutuskan apakah akan meningkatkan impor beras AS dan Jepang tidak berkomitmen pada kuota tetap.
Menteri Perdagangan Trump, Howard Lutnick, menyatakan perjanjian Jepang tersebut memberikan tekanan kepada negara-negara lain seperti Korea Selatan untuk mencapai kesepakatan dengan AS. Trump, yang sedang berada di Skotlandia, berencana bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari ini, Minggu (27/7/2025) untuk membahas perdagangan.
Adapun Trump mengklaim telah mendatangkan triliunan dolar investasi baru ke AS, meskipun dampak dari komitmen tersebut belum terlihat dalam data ekonomi untuk lapangan kerja, belanja konstruksi, atau output manufaktur AS.
(Febrina Ratna Iskana)