"Saat itu Saya juga belum punya ilmu bagaimana bertani tebu yang baik,” ujar Teguh, Jumat (9/6/2023).
Saat merintis sebagai petani pada 2010 lalu, Teguh hanya mengelola lahan seluas dua hektare yang disewanya dengan harga Rp2,5 juta per hektare per tahun.
Lahan sewaan tersebut merupakan lahan berbatu yang ditanami pohon jati. Berbekal ilmu yang didapat dari internet, Teguh mencoba melakukan upaya penggemburan.
"Jadi, di tahap pertama sampai musim panen ketiga, Saya melakukan eksperimen pupuk lebih dulum," tutur Teguh.
Berkat kegigihannya, tahun demi tahun, Teguh mendapatkan hasil yang baik dan terus memperluas lahan tebunya, hingga mencapai 80 hektare.