sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Usai Pertemuan Empat Jam, Ini Hasil Pembicaraan Prabowo dengan Dirut Pertamina

Economics editor Binti Mufarida
19/09/2025 22:26 WIB
Presiden Prabowo Subianto memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (19/9/2025) malam.
Usai Pertemuan Empat Jam, Ini Hasil Pembicaraan Prabowo dengan Dirut Pertamina. (Foto Binti M/IMG)
Usai Pertemuan Empat Jam, Ini Hasil Pembicaraan Prabowo dengan Dirut Pertamina. (Foto Binti M/IMG)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto memanggil Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (19/9/2025) malam.

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas ketersediaan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

Dari pantauan IDXChannel, Simon melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo selama empat jam. Simon masuk ke Kompleks Istana sekitar 17.00 WIB dan keluar Istana sekitar pukul 21.00 WIB.

Usai pertemuan, Simon menyampaikan, pihaknya diminta untuk segera menyiapkan alokasi kebutuhan BBM hingga akhir 2025.

“Nanti kan akan dibicarakan antar Pertamina, terus badan usaha swasta. Jadi per tadi setelah selesai meeting dengan Kementerian ESDM, masih lanjut nih, langsung lanjut. Jadi kita meminta alokasi kebutuhan dia sampai akhir tahun, begitu juga dengan semua tim langsung rapatkan tadi,” ujar Simon. 

Terkait mekanisme bisnis antara Pertamina dan SPBU swasta, Simon menegaskan, seluruh proses akan dilakukan secara terbuka. Simon juga memastikan Pertamina tidak memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan, melainkan menjalankan mandat utama menjaga ketahanan energi.

“Kita udah minta untuk tadi saya juga udah sampaikan terbuka ke semua, untuk dilakukan mekanisme open book supaya bersama-sama gitu. Jadi kita melihat cost-cost apa yang muncul, kemudian diatur mekanisme secara business-to-business. Yang pasti jangan sampai membebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi kan. Jadi kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah,” kata dia. 

Menurut Simon, Pertamina bersama badan usaha swasta saat ini juga tengah menyiapkan langkah impor tambahan untuk menutup kebutuhan pasokan. Untuk volume, Simon menyampaikan, volume impor akan menunggu laporan kebutuhan dari masing-masing badan usaha.

“Iya, karena hanya sampai akhir tahun kan, 2025. 2026 nanti dipastikan,” kata Simon. 

Selain menjamin kecepatan pasokan, Simon memastikan kualitas bahan bakar akan tetap sesuai standar. Pertamina pun berkomitmen menjaga konsistensi mutu BBM sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat.

“Nanti kan standarnya sesuai spesifikasi Dirjen Migas. Nah setelah itu, itu yang kita kirimkan ke semua, nanti akan diramu sesuai dengan resep dari masing-masing. Jadi penambahan (zat) aditif dan lainnya gitu,” katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement