Dengan begitu, Alvin menyebut pola atas pembayaran sebagian kecil sekitar 20 persen yang dicicil selama 20 tahun tanpa bunga dan sebagian di konversi jadi saham adalah hal yang tepat.
“Jadi kalau mampu atau tidak, kalau utang tadi Rp199 triliun jika dibayar dan dihitung hanya dengan cash maka aset yang ada Garuda habis (tidak mampu), tapi kalau dikonversi dengan pola tadi bisa mampu dibayar secara bertahap Garuda (mampu),” Pungkasnya.
Ke depan, Alvin berharap dengan metode pembayaran yang telah ditawarkan Garuda dapat bisa memaksimalkan dan dapat diselesaikan, Garuda tetap sehat, dirampingkan dan tetap sehat dan tidak mengulang kejadian ini. (TYO)