sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Utang RI Rp7.733 Triliun Dikritik, Begini Jawaban Telak Anak Buah Sri Mulyani

Economics editor Michelle Natalia
25/01/2023 18:25 WIB
Utang pemerintah sebesar Rp7.733,99 triliun dikritik petinggi Partai Demokrat. Kritikan pedas ini kemudian direspons oleh Staf Khusus Menteri Keuangan.
Utang RI Rp7.733 Triliun Dikritik, Begini Jawaban Telak Anak Buah Sri Mulyani. (Foto: MNC Media).
Utang RI Rp7.733 Triliun Dikritik, Begini Jawaban Telak Anak Buah Sri Mulyani. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Utang pemerintah sebesar Rp7.733,99 triliun dikritik petinggi Partai Demokrat. Kritikan pedas ini kemudian direspons oleh Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.

Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat, Hasbil Mustaqim Lubis membahas terkait utang negara melalui akun Twitternya @Hasbil_Lbs. Hasbil menyebut, rezim pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini akan meninggalkan utang yang mencapai Rp7.733,99 triliun. 

Bahkan, dia mengatakan, rasio utang Indonesia saat ini sudah berada di level 40%.

"Kalau om @prastow senang menampilkan data, kami juga punya om. Silakan ditanggapi, dengan senang hati saya menunggu. Sekali lagi, rezim ini akan meninggalkan utang yg sangat tinggi (Rp.7.733,99 triliun). Berani mengakuinya om?" tulis Hasbil dalam cuitannya di Jakarta, Rabu (25/1/2023). 

Menanggapi 'tantangan' tersebut, Yustinus Prastowo menjelaskan, data Laporan Hasil Reviu Atas Kesinambungan Fiskal Tahun 2020 BPK yang digunakan oleh Hasbil dalam cuitannya tentu telah dibaca dan pelajari. Hanya saja, kondisi tersebut menurutnya sudah terpaut 2 tahun anggaran dari sekarang. 

"2020 merupakan tahun puncak himpitan pandemi Covid-19 terjadi. Saya jelaskan ya. Di tahun 2020 ekonomi melambat, penerimaan tertekan. Tapi di sisi lain, kita harus meningkatkan belanja untuk penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi," tutur Yustinus.

"Konsekuensinya: Defisit APBN melebar. Hari ini kita bisa menilai secara objektif Perppu 1/2020 itu terobosan penting," tambahnya.

Sekarang sudah 2023, pandemi beralih ke fase endemi di mana aktivitas bergeliat. Berbagai indikator makroekonomi dan keuangan negara mengalami perbaikan, seperti pertumbuhan ekonomi.

Karenanya, data 2020 bagi Yustinus tidak relevan jika dijadikan bahan diskusi pengelolaan utang saat ini. 

"Bahkan jika kita perhatikan pada dokumen yang sama, perbandingan rasio utang atas PDB Indonesia termasuk yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN lainnya, yakni 39,4%, lebih rendah dari Malaysia, Singapura, Thailand. Pentingnya membaca komprehensif ya," tegas Yustinus.

Melanjutkan amanat UU, pemerintah melakukan konsolidasi fiskal menuju tingkat rasio defisit kembali di bawah 3% PDB di 2023, termasuk melanjutkan upaya reformasi perpajakan dalam rangka meningkatkan pendapatan negara, antara lain melalui penerbitan UU HPP secara disiplin. 

"Pinjem Farel dan Abah Lala: kita harus adil dalam membanding-bandingkan. Setiap rezim pasti meninggalkan utang, pun juga kenaikan nilai aset, PDB, dan belanja negara. Nah, sesekali liriklah data ini. Biar enggak mikir utang melulu. Belanja, aset, PDB kita meningkat signifikan," jelas Yustinus.

Tak hanya itu saja, Yustinus mengajak Hasbil untuk bersyukur karena analisis IMF terbaru menyebutkan, utang pemerintah masih moderat dan tetap sustain, kepercayaan para investor tetap besar, peringkat kredit Indonesia juga masih di Investment Grade. 

Terkait indikator kerentanan fiskal yang mengacu pada batasan yang direkomendasikan IMF dan IDR, dapat dijelaskan, batasan indikator tersebut didasarkan pada pertimbangan batasan indikator kerentanan dalam kondisi normal (sebelum adanya pandemi Covid-19).

"Namun, pemerintah tetap memberikan perhatian dengan menyiapkan upaya antara lain optimalisasi sumber pembiayaan non utang (SAL dan SILPA), pinjaman lembaga multilateral dan berbasis penanganan Covid-19 dengan bunga ringan, serta kerj asama dengan Bank Indonesia (BI) melalui SKB I hingga SKB III," papar Yustinus.

"Demikian tambahan penjelasan kami. Jika ada hal yang ingin dielaborasi, sangat dipersilakan. Harapan saya, mari gunakan data dan informasi terbaru agar lebih fair, objektif, dan kontekstual. Jika misalnya mau debat langsung di satu forum, kami pun S14P!" tutup Yustinus.

(FAY)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement