"Saya melihat bahwa jangan hanya itu yang jadi indikator, tapi bagaimana kemampuan negara membayar utangnya,” sambungnya.
Anis memberikan gambaran, dengan bertambahnya utang, maka akan diikuti dengan penambahan biaya utang. Hal tersebut, menurutnya, akan membebani APBN ke depan.
“Karena kalau utang bertambah terus otomatis biaya utang kan bertambah setiap tahun, cicilannya bertambah, (utang), pokoknya nanti akan jadi beban APBN tersendiri. Kita tahu kondisi ekonomi kita secara fakta di lapangan belum bisa di bilang aman-aman saja,” ujar Anis.
Anis menilai, dalam mengelola keuangan negara, juga perlu memerhatikan kondisi yang akan dihadapi oleh generasi-generasi selanjutnya. Anis berkomitmen akan terus menggaungkan hal tersebut agar terus diingat oleh pemerintah.
Dia berharap, jangan sampai generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di Indonesia di masa mendatang sengsara karena generasi sebelumnya tidak amanah di dalam mengelola keuangan negara
“Indonesia itu bukan hanya punya kita yang ada di generasi sekarang. Tetapi juga untuk keberlangsungan generasi-generasi berikutnya bahwa kita hidup ini," paparnya.
"Apalagi kita yang diberikan amanat untuk mengelola negara, tidak hanya memikirkan nasib kita-kita saja tapi memikirkan bagaimana generasi selanjutnya ya dengan utang yang terus meningkat di tujuh tahun terakhir ini,” sambung Anis.