IDXChannel - Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati menyatakan keprihatinannya terhadap total utang pemerintah pada 2022 yang telah mencapai Rp7.733,99 triliun atau 39,57 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut seringkali masih dianggap ‘aman’ oleh pemerintah lantaran masih berada di bawah batas 60 persen dari PDB sebagaimana yang diatur dalam UU Keuangan Negara.
Meskipun demikian, Anis menegaskan, seharusnya pemerintah jangan hanya menggunakan indikator UU saja dalam menentukan batas aman utang pemerintah. Tetapi banyak faktor lain yang harus diperhatikan.
“Jadi, dengan proporsi utang yang terus meningkat ini kita sangat prihatin, walaupun selalu yang disampaikan ini masih aman karena undang-undang (menyatakan) 60 persen dari APBN (PDB)," ujar Anis saat Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR dengan Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (PPR), Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
"Saya melihat bahwa jangan hanya itu yang jadi indikator, tapi bagaimana kemampuan negara membayar utangnya,” sambungnya.
Anis memberikan gambaran, dengan bertambahnya utang, maka akan diikuti dengan penambahan biaya utang. Hal tersebut, menurutnya, akan membebani APBN ke depan.
“Karena kalau utang bertambah terus otomatis biaya utang kan bertambah setiap tahun, cicilannya bertambah, (utang), pokoknya nanti akan jadi beban APBN tersendiri. Kita tahu kondisi ekonomi kita secara fakta di lapangan belum bisa di bilang aman-aman saja,” ujar Anis.
Anis menilai, dalam mengelola keuangan negara, juga perlu memerhatikan kondisi yang akan dihadapi oleh generasi-generasi selanjutnya. Anis berkomitmen akan terus menggaungkan hal tersebut agar terus diingat oleh pemerintah.
Dia berharap, jangan sampai generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di Indonesia di masa mendatang sengsara karena generasi sebelumnya tidak amanah di dalam mengelola keuangan negara
“Indonesia itu bukan hanya punya kita yang ada di generasi sekarang. Tetapi juga untuk keberlangsungan generasi-generasi berikutnya bahwa kita hidup ini," paparnya.
"Apalagi kita yang diberikan amanat untuk mengelola negara, tidak hanya memikirkan nasib kita-kita saja tapi memikirkan bagaimana generasi selanjutnya ya dengan utang yang terus meningkat di tujuh tahun terakhir ini,” sambung Anis.
Di sisi lain, Anis menyampaikan sudut pandang makronya terhadap kondisi utang pemerintah. Dia khawatir dengan besarnya utang yang ada, keuangan negara akan kembali kolaps apabila menghadapi gejolak, seperti yang terjadi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
"Karena itu, saya meminta Dirjen PPR, Suminto, untuk mempersiapkan skenario dan langkah-langkah preventif agar kondisi keuangan Indonesia bisa membaik," pungkasnya.
(FAY)