IDXChannel - Rencana kenaikan pajak hiburan yang sempat bergulir terbukti memantik pro-kontra di kalangan pelaku usaha.
Hal tersebut disadari betul oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.
Terlebih, Sandiaga juga mempertimbangkan kondisi industri hiburan yang diklaimnya masih belum sepenuhnya pulih pasca terdampak pandemi COVID-19 dalam beberapa tahun terakhir.
"Masyarakat terutama pengusaha UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) sangat berat dalam menghadapi ekonomi pasca pandemi. Karenanya kita berupaya agar kebijakan pemerintah sebisa mungkin tidak memberatkan pelaku usaha," ujar Sandiaga, saat menghadiri pelatihan bisnis kopi, di Malang, Jumat (12/1/2024).
Karenanya, Sandiaga mengaku siap membuka ruang diskusi dengan para pelaku usaha, untuk mengkaji bersama porsi kenaikan pajak hiburan yang ideal di tengah kondisi perekonomian yang mulai meningkat saat ini.
Meski, Sandiaga juga mengakui adanya rencana persentase 15 persen yang sempat dibicarakan dan sedang dimatangkan oleh kementeriannya.
"Kita akan tanya, kalau 15 persen kan sekarang sudah diterima. Nah ini perlu diskusi. Makanya kita bikin pelatihan ini supaya pemerintah juga bisa ngopi bersama masyarakat terutama pengusaha kecil. Yang saat ini mulai bangkit namun khawatir dengan beban pajak," tutur Sandiaga.
Sementara, Mahrus Soleh, salah satu pelaku usaha restoran yang turut hadir, mengaku keberatan dengan wacana kenaikan pajak hiburan hingga 40 persen. Apalagi saat ini perputaran ekonomi mulai meningkat setelah pandemi Covid-19 berlangsung.
"Beliau sebagai Menparekraf pasti memperjuangkan. Kalau tidak, sangat berat pastinya. Daya beli masyarakat akan turun. Padahal baru pulih dari pandemi," ujar Mahrus.
Mahrus pribadi berharap kenaikan pajak hiburan tak akan lebih dari 15 persen. Bahkan bila dimungkinkan, Mahrus berharap agar pajak hiburan tidak dulu dinaikkan pada tahun ini, sambil menunggu perekonomian stabil.
"Sekarang 15 persen, ya naik jangan terlalu tinggi. Kalau bisa malah jangan naik dulu setahun ini. Sangat mempengaruhi nilai jual kita, karena ini pun sudah agak berat. Alhamdulillah ini mulai pulih kami berharap pemerintah bisa mengerti," tegas Mahrus. (TSA)